Skenario Allah tidak sama dengan keinginan manusia. Betapa banyak orang yang memendam rasa, tapi harus tunduk di
depan kekuasaan Allahu Ta'ala. Bukan, bukan perasaan kita yang mengatur
siapa menikah dengan siapa. Siapa batal dengan siapa.
Kita ini
hamba-hamba yang lemahnya luar biasa. Petantang petenteng berlaga banyak
disuka, tapi kalau Allah bilang tidak: mau bilang apa?
Jadi,
jangan sampai ada gagasan di kepala: jodohku diambil orang. Tidak,
jodohmu tidak bisa diambil orang, karena Allah-lah yang menentukan dan
memastikan. Kalaulah ada orang yang kita harapkan jadi pasangan, malah
berakhir menikah dengan orang lain, itu bukan jodoh diambil orang. Tapi
itulah jalan yang harus kaulampaui menuju jodohmu yang telah ditetapkan.
Allah menyingkirkan orang-orang yang bukan jodoh kita.
Allah membatalkan hal-hal yang bisa menjuruskan kita pada pernikahan yang tak dikehendakiNya.
Allah mencegah. Allah mengenyahkan. Allah meniadakan.
Kejam?
Dari awal, siapa yang mengajarimu: jatuh cinta sama dengan "dia pasti
jodohku"? Betapa banyak orang jatuh cinta, tak semua berakhir duduk di
pelaminan. Inilah pelajaran-pelajaran cinta paling mendasar:
Selagi belum ijab qabul, dia bukan siapa-siapamu.
Dia bukan pasangan resmimu.
Dia bukan pendamping hidupmu.
Sampai para saksi katakan, "SAH!"
Nah, saat itulah, kau boleh tersenyum bahagia. Lihat baik-baik. Dialah
jodohmu yang sebenarnya. Yang selama ini kaucari dan idam-idamkan
kehadirannya.
Rabu, 09 September 2015
Langganan:
Postingan (Atom)